Jumat, 06 Januari 2017
Enam Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab
Enam
Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab
1.
Percaya
kepada Yesus Kristus
Persiapan
pribadi di dalam pelajaran Kitab Injil tidak dapat ditekankan terlalu
berlebihan. Murid pertama-tama harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya,
karena “manusia duniawi” (orang yang tidak menerima Kristus) tidak dapat
menerima atau memahami hal-hal mengenai Tuhan (1 Korintus 2:14 ). Oleh karena itu, keselamatan adalah oleh iman dalam Kristus sendiri
(Efesus 2:8-9). Roh Allah membuat murid yang mempelajari Firman Tuhan
dapat melihat hal-hal yang rohani.
2. Percaya
Bahwa Alkitab Diilhami oleh Allah
Firman Allah
yang menyatakan sendiri bahwa Alkitab diilhami oleh Allah (2 Timotius 3:16 -17). Pelajaran Alkitab harus
dimulai dengan mengakui fakta tersebut. “Lompatan” iman tidak perlu; hanya
menerima bulat-bulat fakta bahwa Alkitab adalah benar dan cermat.
3. Berdoa
Berdoa
diperlukan untuk dapat memahami Kitab Injil. Firman Allah memerintahkan bahwa
apabila seseorang kurang berhikmat, dan memintanya kepada Tuhan, maka Tuhan
akan memberikannya dengan cuma-cuma
(Yakobus 1:5). Doa yang tulus untuk meminta pengenalan yang benar akan
diberikan, karena hal-hal ini jelas merupakan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14 bandingkan dengan Matius
7:7-8).
4. Belajar
Secara Sungguh-Sungguh dan Bersabar
Karena
banyak ayat-ayat dari Firman Allah yang belum dimengerti, maka
kesungguh-sungguhan dan kesabaran diperlukan saat belajar (2 Timotius 2:15 ). Saat kita, sebagai mahluk
hidup yang terbatas, berusaha untuk memahami pikiran Allah yang tidak terbatas,
kita harus menyadari bahwa bahkan seorang juru bahasa yang cakap pun membutuhkan
waktu lama.
5. Akui Dosa-Dosa Anda Secara Terus Menerus
Mengakui
dosa anda secara terus menerus juga penting, mengijinkan Allah membersihkan
kehidupan kita, sehingga persekutuan yang lebih akrab dengan-Nya dapat dicapai
(1 Yohanes 1:6-10). Dengan menyadari perlunya mengakui dosa-dosa kita, membuat
kita terus menerus peka terhadap pikiran, bicara, atau tindakan yang tidak
sejalan dengan kehendak Allah.
6.
Bersedia
Hidup Sejalan Dengan Kehendak Allah
Tuhan
Yesus Kristus berfirman, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia
akan tahu ajaran-Ku” (Yohanes 7:17 ).
Apabila tujuannya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka
setiap pengetahuan yang didapat hendaknya mendukung dan memperjelas hubungan
tersebut. Pengetahuan tanpa kasih mengakibatkan kesombongan (1 Korintus 8:1).
Apabila tujuan anda sekedar merupakan suatu penyelidikan intelektual dan
bukannya hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka pengetahuan yang anda dapatkan
itu akan berkurang dan menyimpang.